Pada April 2014 di
Kota Pasuruan
terjadi deflasi
sebesar 0,26
persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,08. Dari delapan
kota IHK yang ada di Jawa Timur, tercatat dua kota
mengalami inflasi, dan enam kota mengalami deflasi. Inflasi
terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,17 persen, dan Jember sebesar 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,59 persen, diikuti oleh Kota Madiun
sebesar 0,33 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,25 persen, Kota Kediri sebesar 0,23 persen, Kota Probolinggo
sebesar 0,14 persen dan terendah terjadi di Kota Malang sebesar 0,13 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan
harga yang
ditunjukkan oleh penurunan
indeks kelompok pengeluaran, yaitu:
kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, diikuti kelompok sandang sebesar
0,46 persen,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar
0,17 persen,
kelompok kesehatan sebesar 0,06
persen, sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah: kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,08 persen, diikuti oleh
kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,03 persen, sedangkan kelompok transpor, komunikasi,
dan jasa
keuangan tidak terjadi perubahan harga/indeks.
Komoditas teratas
yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil
terbesar terjadinya Inflasi di Kota Pasuruan pada April 2014 antara
lain: telur ayam ras, daging ayam ras, susu untuk balita,
minyak goreng, tongkol/ambu-ambu, gula
pasir, semangka, daging sapi, ikan panggang/mangut, dan kentang.
Komoditas yang mengalami
penurunan harga sehingga memberikan andil terbesar terjadinya deflasi
adalah: cabai rawit, jeruk, daging ayam kampung, kacang panjang, emas
perhiasan,cumi-cumi, papaya, cabai merah,bandeng/bolu dan makanan ringan/snack.
Tingkat Inflasi tahun
kalender (Desember 2013 - April 2014) Kota Pasuruan mencapai 0,76 persen dan laju inflasi periode year to year (April 2014 terhadap April 2013) Kota Pasuruan
sebesar 7,10 persen.