Pada Oktober 2014 di
Kota Pasuruan
terjadi Inflasi sebesar 0,25
persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,78. Delapan
kota IHK yang ada di Jawa Timur tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertingi
terjadi di Kabupaten
Sumenep sebesar 0,65
persen, disusul Kabupaten Banyuwangi dan Kota Surabaya yang
masing-masing 0,51 dan 0,49 persen. Inflasi terendah terjadi di Kabupaten
Jember sebesar 0,12 persen. Kota Probolinggo dan Kota Madiun masing-masing
mengalami inflasi sebesar 0,46 persen, sementara Kota Malang sebesar 0,40
persen dan Kota Kediri sebesar 0,32 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan
oleh kenaikan
indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok
perumahan, air, listrik, gas,
dan bahan bakar sebesar1,54
persen, diikuti makanan
jadi, minuman, rokok,
dan tembakau sebesar 0,26 persen, kelompok pendidikan,
rekreasi,
dan olahragasebesar 0,23
persen, serta kelompok
bahan makanan sebesar 0,19 persen. Tidak
semua kelompok mengalami inflasi, kelompok
sandang, kelompok transpor
komunikasi dan jasa keuangan, dan kelompok kesehatan mengalami
deflasi dengan penurunan indeks masing-masing sebesar 0,72, 0,51 dan 0,05
persen.
Komoditas teratas
yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terbesar
terjadinya Inflasi di Kota Pasuruan pada Oktober 2014 antara
lain: bahan bakar rumah tangga, cabai merah, daging sapi,
cabai rawit, donat, gado-gado, surat
kabar harian, beras, susu untuk bayi, tongkol/ambu-ambu.
Komoditas yang mengalami
penurunan harga sehingga memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah: bensin,
emas perhiasan, telur ayam ras, daging ayam ras, kembung/banyar, bayam,
kentang, cumi-cumi, layang/benggol, dan bandeng/bolu.Tingkat Inflasi tahun
kalender (Desember 2013 - Oktober 2014) Kota Pasuruan mencapai3,18 persen dan laju inflasi periode year to year (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) Kota Pasuruan
sebesar 4,23 persen.