Menyongsong Wajah Kota Pasuruan Di Era Millenium - Berita - Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan

BPS Kota Pasuruan Menyediakan Layanan Asistensi Statistik tarif 0 rupiah melalui Whatsapp Chat di Nomor : 0851 6190 3575 pada jam kerja

Menyongsong Wajah Kota Pasuruan Di Era Millenium

Menyongsong Wajah Kota Pasuruan Di Era Millenium

8 Juli 2019 | Kegiatan Statistik Lainnya


Pemerintahan saat ini sangat membutuhkan millennials yang mau memberikan sumbangsih pikiran,terutama terkait  kemajuan teknologi menjelang revolusi industri 4.0. Kaum millennial memiliki ide-ide yang mengikuti perkembangan dan arus teknologi. Perkembangan jaman inilah yang diharapkan menjadi inspirasi untuk turut membangun sebuah daerah. Seperti halnya Kota Pasuruan, yang sebentar lagi akan dipimpin oleh seorang Walikota yang Millennial, tentunya wajah Kota Pasuruan akan mengalami perkembangan yang luar biasa dari berbagai aspek sosial, ekonomi, pendidikan,infrastruktur dan pariwisata. Untuk menyongsong wajah Kota Pasuruan di Era Millenium atau Era Industri 4.0  diperlukan  informasi statistik, sebagai pijakan yang dapat digunakan Pemimpin Millennials.

Dari data Statistik kependudukan, jumlah generasi millennial (0 – 40 Tahun) di Kota Pasuruan diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 65 - 66 persen dari total populasi di Kota Pasuruan. Tentunya merupakan jumlah yang terbesar dibandingkan kelompok usia lainnya. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, pemerintah daerah harus terus bersiap dengan merancang road map berbagai aspek sebagai strategi memasuki era digital. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi arah yang jelas bagi masa depan pengembangan potensi wilayah di Kota Pasuruan.

Secara keseluruhan, Kota Pasuruan memiliki luas wilayah sebesar 35,29 km². Jumlah administrasi setingkat kelurahan di Kota Pasuruan sebanyak 34 kelurahan. Kecamatan Bugulkidul merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terluas yaitu sebesar 11,11 km² sedangkan Kecamatan Panggungrejo memiliki luasan wilayah terkecil yakni hanya sebesar 7,83 km². Wilayah Kota Pasuruan termasuk salah satu wilayah yang penting di dalam konstelasi perekonomian Jawa Timur terutama karena wilayah ini merupakan jalur utama akses transportasi dari pusat perekonomian Jawa Timur di Kota Surabaya dengan Bali sebagai pusat budaya dan pariwisata melalui jalur industri di Kota dan Kabupaten Probolinggo serta sekitar wilayah timur. Masyarakat memang sudah melakoni beberapa perubahan itu, tetapi kepedulian pada tantangan di era digitalisasi dan otomasi sekarang ini pun terbilang masih minim.

Dari aspek makro ekonomi Kota Pasuruan yang dicerminkan melalui besaran angka PDRB, pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonominya menunjukkan bahwa Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Pasuruan pada tahun 2018 mencapai 7,73 triliun rupiah, nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 5,35 triliun rupiah. Sedangkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada tahun 2018 juga mengalami kenaikan yaitu dari 4,56 triliun rupiah pada tahun 2014 menjadi 5,65 triliun rupiah pada tahun 2018. Peningkatan nilai PDRB baik dari sisi ADHB dan ADHK ini mencerminkan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi daerah Kota Pasuruan.  Struktur ekonomi Kota Pasuruan didominasi oleh sektor tersier yang peranannya mencapai lebih dari dua pertiga PDRB Kota Pasuruan dan eksistensi sektor ini dari tahun ke tahun semakin menguat. Sebaliknya, eksistensi sektor primer dan sektor sekunder di Kota Pasuruan semakin melemah.

Pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,54 persen. Dari sisi produksi, semua lapangan usaha mampu tumbuh positif kecuali lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; dan Pertambangan dan Penggalian dengan pertumbuhannya terkoreksi masing-masing sebesar -0,02 persen dan -0,05 persen. Pada konteks regional, Kota Pasuruan juga diharapkan mampu memberikan link antara produsen produk industri kecil dan kerajinan serta industri yang banyak tersebar di wilayah Malang dan Kabupaten Pasuruan, sehingga melalui peran penting Kota Pasuruan akan terangkat peringkat dan kemajuan industri tradisional khususnya di bidang mebel, kerajinan kayu dan logam, serta industri lainnya.

Berdasarkan data Potensi Desa (Podes) yang telah dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan pada bulan Mei 2018 secara sensus terhadap seluruh kecamatan dan wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat kelurahan, antara lain diperoleh informasi mengenai ragam mata pencaharian penduduk,  ketersediaan sarana perdagangan dan akomodasi, sarana perbankan dan infrastruktur lainnya. Dengan jumlah penduduk sekitar 197.696 jiwa (akhir tahun 2017), terdapat ragam kegiatan mata pencaharian masyarakan antar kelurahan. Dari 34 kelurahan, terdapat 5 kelurahan yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Sedangkan pada 14 kelurahan sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian pada sektor industri, dan pada 14 kelurahan lainnya mayoritas mata pencaharian penduduknya bekerja pada sektor perdagangan. Dengan ragam sumber mata pencaharian yang ada tersebut, tentunya perlu strategi jitu bagi Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan untuk pengembangan ekonomi masyarakat di Kota Pasuruan sehingga lebih berkualitas dan dapat menjawab tantangan Era Millineal ke depan yang berbasis tehnologi dan digital.

Pengembangan ekonomi masyarakat yang berjalan selama ini telah didukung oleh ketersediaan infrastruktur ekonomi berupa sarana perdagangan dan akomodasi di setiap wilayah kelurahan. Namun nampaknya masih perlu ditingkatkan keberadaannya, karena belum semua kelurahan memiliki fasilitas sarana perdagangan dan akomodasi yang sejenis. Adapuan jenis sarana perdagangan yang telah tersedia di Kota Pasuruan antara lain Mini Market, Restoran/Rumah Makan Warung/Kedai Makan, Toko dan warung kelontong serta tempat penjualan bahan makanan.

Sedangkan ketersediaan sarana akomodasi berupa Hotel dan Tempat penginapan. Informasi mengenai Sarana perbankan (Bank umum Pemerintah, Bank Umum Swasta  dan BPR) serta sarana penunjang ekonomi (BMT, Pegadaian, ATM, Bengkel mobil/motor, Salon, agen tiket,dll) yang terdapat pada kelurahan di Kota Pasuruan, diharapkan juga dapat ditingkatkan dan diperluas keberadaannya sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas ekonomi.

Seperti halnya Kabupaten Pasuruan , Gresik dan Sidoarjo, dan wilayah perkotaan lainnya di Surabaya dan Kota Malang, angka tingkat pengangguran terbuka di Kota Pasuruan juga masih tinggi yaitu sebesar 4,55 persen. Artinya dari 100 orang angkatan kerja berusia 15 tahun ke atas terdapat sekitar 4-5 orang penganggur. Tingkat pengangguran untuk usia millennial di Kota Pasuruan mencapai 7,10 persen sedangkan tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 40 tahun keatas jauh lebih rendah yaitu 1,82 persen. Diperlukannya kebijakan perluasan lapangan pekerjaan pada sektor ekonomi kreatif yang menarik bagi kaum millennial, dan disesuaikan dengan linkmatch program pendidikan dan ketrampilan di Kota Pasuruan. Pekerjaan rumah bagi kepemimpinan pemerintah daerah Kota Pasuruan hingga tahun 2020 ini nampaknya masih cukup memerlukan energy sehingga dapat menyongsong Era Millenium atau Era Industri 4.0 dengan baik.  (Sri Kadarwati-BPS Kota Pasurun)

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan (Statistics Of Pasuruan Municipality)Jl. Panglima Sudirman 84 Pasuruan 67115

Telp (0343) 424026

Faks (0343) 424026

Mailbox : bps3575@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik