Jakarta
- Tantangan dalam mewujudkan Sistem Statistik Nasional (SSN) di masa
depan akan semakin besar dan berat. Banyak jenis data baru yang harus
dikumpulkan oleh BPS selaku lembaga resmi yang diamanatkan oleh
Undang-Undang. "SNPSI (Strategi Nasional Pembangunan Statistik
Indonesia) ini bukan hanya milik BPS, tetapi milik bersama. Ini demi
mewujudkan satu data Indonesia di masa yang akan datang," papar Kecuk
Suhariyanto saat membuka acara Kick Off Meeting National Strategy of
Development Statistics (NSDS) di Hotel Grand Mercure Kemayoran (24/9).
Mimpi
satu data Indonesia di masa depan seiring dengan peran SNPSI yang
dianggap mampu membangun kerangka atau framework untuk membangun jalan
panjang SSN di Indonesia. Perwakilan kementerian/lembaga, dinas
komunikasi informasi dan statistik tingkat provinsi, dan pemerintah
daerah dipertemukan dengan Paris21, mitra perancang sistem statistik
yang telah berpengalaman di beberapa negara.
"We
agree that we face challenging and growing fast era, thus we continue
to produce data without knowing the use of it. That mindset need to
change. Ask ourselves, where the demand comes? Business demand?
Government? We need to be more specific and smart," jelas Gay Tejada,
selaku anggota Paris21 dalam paparannya mengenai institusi tempatnya
bernaung.
Dalam
acara tersebut juga digelar diskusi panel yang diisi oleh M. Ari
Nugraha (Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS) dan
Taufik Hanafi (Deputi Menteri PPN/Bappenas Bidang Pemantauan, Evaluasi,
dan Pengendalian Pembangunan). Didaulat sebagai moderator adalah Yunita
Rusanti, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS.
Dengan
adanya workshop ini diharapkan dapat menghasilkan roadmap juga payung
hukum sebagai salah satu upaya untuk memperkuat peran statistik dalam
pembangunan.