Abstraksi
Pada bulan Februari 2015 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,52
persen. Semua kota IHK di Jawa Timur, mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 1,02persen, diikuti
Kediri sebesar 0,83
persen, Malang sebesar
0,57 persen, Sumenep
sebesar 0,56 persen, Jember
sebesar 0,54 persen,
Madiun sebesar 0,51
persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Surabaya dan Probolinggo
masing-masing sebesar 0,42 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami
deflasi adalah kelompok transport, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 2,23 persen, dan
kelompok bahan makanan
sebesar 1,36 persen. Sedangkan
kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok
sandang sebesar 0,69
persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau sebesar 0,37 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar sebesar 0,30
persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24
persen,dan inflasi terendah terjadi pada
kelompok pendidikan, rekreasi dan
olah raga sebesar 0,08 persen.
Komoditas
yang memberikan andil
terbesar terjadinya deflasi
adalah bensin, cabai
rawit, cabai merah, angkutan
dalam kota, angkutan
udara, telur ayam
ras, bawang merah,
solar, semen dan kentang.
Komoditas
yang memberikan andil
terbesar terjadinya inflasi
adalah beras, tarif
listrik, mobil, emas perhiasan, sepeda motor, anggur, kasur, biaya
pemeliharaan/service kendaraan, kue basah, dan tarif parkir. Beras mengalami
kenaikan harga yang cukup signifikan, terutama pada minggu
ke-4 Februari akibat
berkurangnya pasokan beras
di pasaran dan tingginya
permintaan beras dari luar Jawa Timur.
Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, lima kota mengalami deflasi dan satu kota
mengalami inflasi. Deflasi tertinggi
terjadi di kota
Serang sebesar 0,94
persen, dikuti kota
Semarang sebesar 0,67 persen,
kota Surabaya sebesar
0,42 persen, kota
Yogyakarta sebesar 0,40persen, dan deflasi terendah terjadi di
Bandung sebesar 0,37 persen . Sedangkan inflasi hanya terjadi di kota Jakarta
sebesar 0,24 persen.
Dari 82 kota
IHK nasional, 70 kota
mengalami deflasi dan 12
kota mengalami inflasi. Limakota yang
mengalami deflasi tertinggi
yaitu Bukit Tinggi
sebesar 2,35 persen,
Padangsebesar 2,07 persen,
Lhokseumawe sebesar 2,07
persen, Sibolga sebesar
2,04 persen, Tanjung Pandan
sebesar 1,94 persen dan Palu
sebesar 1,84 persen.
Sedangkan 5 kota
yang mengalami inflasi tertinggi
yaitu Tual sebesar
3,20 persen, Ambon
sebesar 1,03 persen, Balikpapan sebesar 0,72 persen, Pontianak sebesar 0,43 persen dan
Singaraja sebesar 0,42persen.
Laju inflasi tahun kalender (Desember
2014-Februari 2015) Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,32
persen. Inflasi year-on-year
(Februari 2015 terhadap
Februari 2014) Jawa Timur
sebesar 6,00 persen,
angka ini lebih
rendah dari pada
inflasi year-on-year bulan Februari 2014 sebesar 7,03 persen.