Abstraksi
Pada
bulan Januari 2015
Jawa Timur mengalami inflasi
sebesar 0,20 persen.
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tiga
kota mengalami inflasi, dan lima kota mengalami deflasi . Inflasi
tertinggi terjadi di
Surabaya sebesar 0,41
persen, diikuti Banyuwangi
sebesar 0,08 persen,dan inflasi terendah terjadi di Malang
sebesar 0,04 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sumenep
sebesar 0,27 persen,
diikuti Jember sebesar
0,24 persen, Probolinggo
sebesar 0,20 persen, Kediri
sebesar 0,19 persen, dan
deflasi terendah terjadi di
Madiun sebesar 0,05 persen.
Dari
tujuh kelompok pengeluaran,
enam kelompok mengalami
inflasi. Kelompok pengeluaran
yang mengalami Inflasi tertinggi adalah
kelompok bahan makanan sebesar 1,36 persen,
dikuti oleh kelompok sandang
sebesar 1,16 persen, kelompok
kesehatan sebesar 1,11persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar sebesar 1,05 persen, kelompok makanan
jadi, minuman dan
rokok sebesar 0,74
persen, dan inflasi
terendah terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga sebesar 0,20 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah
kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,01 persen.
Komoditas
yang memberikan andil
terbesar terjadinya inflasi
adalah angkutan udara,
tarif kereta api, daging ayam ras, telur ayam ras, tukang bukan mandor,
beras, emas perhiasan, sewa rumah, wortel, dan upah pembantu rumah tangga.
Tarif angkutan udara dan tarif kereta api mengalami kenaikan setelah
diberlakukannya Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 91Tahun
2014 yang mengatur
tarif batas bawah
angkutan udara sekurang-kurangnya sebesar40%
dari tarif batas
atas dan pengalihan subsidi untuk kereta api (KA)
ekonomi jarak jauh dan jarak sedang ke kereta api lokal dan commuter.
Komoditas
yang memberikan andil
terbesar terjadinya deflasi
adalah bensin, cabai
merah, cabai rawit, solar,
angkutan dalam kota,
bayam, bandeng/bolu, semen,
ikan l emuru, dan buncis.
Penurunan BBM tanggal 1 Januari 2015 dan 19 Januari 2015 tidak diikuti
penurunan yang signifikan tarif angkutan antar kota maupun tarif angkutan dalam
kota.
Dari 6 ibukota
provinsi di Pulau
Jawa, dua kota
mengalami inflasi dan
empat kota mengalami deflasi.
Inflasi di kota Surabaya sebesar 0,41 persen dan kota Yogyakarta sebesar 0,13
persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di kota Semarang sebesar 0,48
persen, diikuti kota Jakarta sebesar 0,41persen, kota Serang sebesar 0,24
persen, dan deflasi terendah terjadi di kota Bandung sebesar 0,05 persen.
Dari 82 kota
IHK nasional, 31 kota
mengalami inflasi dan 51 kota
mengalami deflasi. Limakota yang mengalami
inflasi tertinggi yaitu
Ambon sebesar 2,37
persen, Merauke sebesar 1,73
persen, Balikpapan sebesar
1,69 persen, Tanjung
Pandan sebesar 1,39
persen dan Pontianak sebesar
1,19 persen. Sedangkan
5 kota yang mengalami deflasi
tertinggi yaituPadang sebesar
1,98 persen, Watampone
dan Gorontalo masing-masing sebesar
1,27 persen, Bogor sebesar 1,22
persen, dan Palembang sebesar 1,15 persen.
Laju
inflasi tahun kalender
(Desember 2014-Januari 2015)
Jawa Timur mencapai
0,20persen. Inflasi year-on-year (Januari
2015 terhadap Januari
2014) Jawa Timur sebesar
6,86persen, angka ini lebih rendah dari pada inflasi year-on-year bulan
Januari 2014 sebesar 7,65 persen.