Kamis (13/8) - Sensus Penduduk 2020 (SP2020)
memasuki babak baru. Setelah melewati pelaksanaan Sensus Penduduk Online
(SP Online), tahapan selanjutnya adalah Sensus Penduduk September (SP
September). Kegiatan yang akan dilaksanakan pada bulan September 2020
ini bakal melibatkan masyarakat secara langsung, pengurus SLS, dan
petugas sensus dalam jumlah besar.
Kompleksitas pendataan dan
perubahan proses bisnis di tengah situasi pandemi Covid-19 menjadi
tantangan yang harus dihadapi. Keberhasilan pelaksanaan SP2020 merupakan
tanggung jawab bersama. “Untuk menjawab tantangan tersebut, harus
dilakukan publisitas yang tepat sasaran, terstruktur, dan terorganisir
untuk menyukseskan gelaran SP September,” tutur Endang Retno Sri
Subiyandani, Kepala Biro Humas dan Hukum BPS dalam rapat virtual dengan
BPS Provinsi/ Kabupaten/Kota mengenai strategi publisitas SP September.
Publisitas
SP September ini memiliki peranan yang krusial di tengah pandemi
Covid-19, yang telah ditetapkan menjadi pandemi dunia oleh organisasi
kesehatan dunia yaitu WHO (World Health Organization). Indonesia pun
menetapkan COVID-19 ini menjadi bencana nasional non alam.
Persektif
publisitas SPS pun tak luput dibingkai dengan mengedepankan protokol
kesehatan. Memang dalam pelaksanannya nanti, BPS tentu memerhatikan
kesehatan dari sisi petugas sensus dan sisi responden. Oleh karena itu,
petugas sensus akan dilengkapi dengan masker, face shield, hand
sanitizer dan dilakukan rapid test terlebih dahulu sebelum turun ke
lapangan.
“Sedangkan dari narasi yang akan digunakan, tetap
mengacu pada narasi besar nasional yaitu “Mencatat Indonesia” dengan
tetap memerhatikan lima pilar komunikasinya,” ucap Eko Oesman, Kepala
Bagian humas BPS. Penambahan beberapa poin untuk menonjolkan pesan
protokol kesehatan juga dilakukan dalam publisitas SP September.
Selain
tantangan COVID-19, anggaran yang terbatas pun menjadi kendala
siginifikan dalam publisitas yang akan dilakukan. BPS pusat pun sudah
merancang beberapa publisitas berbayar (penayangan berbayar di media
online dan media sosial, kuis dan give away, penayangan iklan di media
cetak, talkshow di televisi, produksi dan penayangan media luar ruang,
dan produksi konten) serta publisitas tidak berbayar (memanfaatkan media
sosial BPS, pemanfaatan Whatsapp Group, koordinasi dengan Kemendagri,
Bakohumas, Iprahumas, admin k/l, serta melakukan kerjasama dengan
berbagai komunitas).
Pada akhirnya semua yang akan dilakukan ini
akan bisa berhasil dengan adanya kolaborasi antara BPS pusat dan daerah.
Semoga apa yang sudah direncanakan mampu meningkatkan partisipasi
masyarakat Indonesia dalam Sensus Penduduk September yang datanya akan
berguna untuk pembangunan Indonesia.