Pada Kamis, 19 April 2018, BPS Kota Pasuruan menggelar
rapat koordinasi dengan para stakeholder
BPS dengan tajuk Penyusunan Disagregasi
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tahun 2018. Dengan dipandegani Ai
Nuraeni sebagai ketua penyelenggara, acara ini resmi dibuka oleh Kepala BPS
Kota Pasuruan, Arif Joko Sutejo.
Di hadapan 50 peserta yang hadir, beliau menyampaikan
apresiasi mendalam atas partisipasi para undangan untuk hadir dalam acara BPS Kota
Pasuruan di Valencia Bakery Cafe & Resto
pagi itu. Mereka adalah para pelaku usaha yang bergerak di berbagai macam
bidang non financial/Non Financial
Corporation-NFC (perdagangan, perhotelan,
konstruksi, pendidikan, kesehatan, industri, dll), perusahaan
financial/Financial Corporation-FC
(koperasi), utusan
dari perusahaan BUMD dan instansi pemerintah.
Dalam prolog sambutannya beliau menyinonimkan istilah
PMTB dengan investasi agar lebih mudah dipahami oleh audien, untuk kemudian
memaparkan indikator ekonomi Kota Pasuruan secara singkat. Pertumbuhan
PMTB Kota Pasuruan terus meningkat sejak tahun 2014 sampai tahun 2016, yaitu
dari 4 persen di tahun 2014 menjadi 7,7 persen di tahun 2016 meskipun
pertumbuhan ekonominya melambat.
Begitu selesai dibuka secara resmi oleh kepala
BPS Kota Pasuruan,
acara berlanjut ke acara inti yaitu Rapat koordinasi dalam rangka Penyusunan
Disagregasi PMTB Tahun 2018 dengan menghadirkan dua narasumber tamu.
Narasumber pertama adalah Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu pintu Kota Pasuruan, Yudie Andi Prasetya.
Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa kondisi investasi di Kota Pasuruan
selama 2015-2017 cenderung landai, tidak ada peningkatan yang berarti. Penyebab
utamanya adalah kondisi perekonomian nasional yang menurun serta kendala
regulasi dan tata ruang. Selain itu disampaikan pula faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan investasi.
Narasumber kedua adalah Kepala Seksi Neraca Konsumsi
BPS Provinsi Jawa Timur, Kuswahyuniati. Beliau secara gamblang menjelaskan tentang
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dikaitkan dengan Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB), cakupan PMTB dan pentingnya data PMTB bagi perencanaan
pembangunan. Beliau jelaskan pula bahwa data disagregasi (penguraian) PMTB
masuk dalam program prioritas
nasional perencanaan kerja pemerintah
2018 dalam rangka perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja.
Di sesi tanya jawab, antusiasme peserta nampak dari
pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Kendala-kendala investasi berikut
solusinya dapat dijelaskan secara jelas oleh narasumber pertama. Pertanyaan
untuk narasumber kedua terasa lebih bersifat teknis, berkisar tentang cakupan
PMTB, data yang harus dibutuhkan untuk pengisian kuesioner sampai dengan
pertanyaan mendasar tentang makna kata Pembentukan Disagregasi PMTB. Semua
pertanyaan dapat dijawab dengan detail mengingat beliau adalah seorang yang
kompeten di bidangnya.
Menjelang tengah hari, sesi tanya
jawab disudahi dengan iringan ucapan terimakasih dan tepuk tangan peserta.
Acara ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah.