Tantangan lain di daerah adalah bagi mereka yang sedang melakukan revitalisasi gedung
kantor. Proses pindahan gedung seringkali menyisakan laporan barang
hilang entah karena penempatannya yang berpindah atau karena adanya
oknum yang terlalu kreatif mengamankan. Atau perbedaan klasifikasi
barang karena dulu dalam perencanaannya dijadikan satu dalam
pembangunan gedung.
Tidak berhenti di situ, tantangan lain adalah barang-barang nonbudgeter yang
wujudnya ada di ruangan. Apakah si empunya barang membuat akad hibah
menjadi milik BPS atau menjadi barang yang tercatat sebagai dana pihak
ketiga? Ini akan menjadi catatan tersendiri
Operator SIMAK: Garda Terdepan.
Yenny
mengajak para petugas sensus untuk mengingatkan seluruh pegawai BPS
kooperatif dalam pelaksanaan sensus ini. Dalam memindah-mindahkan
barang misalnya, selalu laporkan pada operator SIMAK, sehingga kondiri
DBR terus akurat. Memang harus ditanamkan bahwa barang negara ini
adalah tanggungjawab bersama, apalagi bagi mereka yang menggunakan fasilitasnya. Jadi tolong bantu kami untuk tertib administrasinya harap Yenny.
Pitono,
Kepala Biro Umum tak hentihentinya memberikan semangat pada jajaran di
bawahnya untuk mensukseskan kegiatan ini. Meskipun dalam kenyataannya grade operator
SIMAK masih memprihatinkan, Ia terus mengingatkan bahwa para operator
SIMAK wajib berbangga hati, karna biar bagaimanapun, predikat WTP ada
karena bergantung pada ketelitian pekerjaan
mereka. Jangan pernah merasa pekerjaan teknis itu lebih penting dibandingkan
non teknis, pekerjaan kita sama pentingnya untuk kemajuan BPS tegas
Pitono. Ada slogan menarik yang disampaikan Pitono dalam prinsip
bekerja, Ia mengemasnya dalam sebutan 4S, kerja keraS, kerja cerdas,
kerja tuntas dan kerja dengan ikhlas.