Sebagai
acara puncak dalam rangkaian Peringatan Hari Statistik Nasional Tahun
2019, BPS menggelar Talkshow Hari Statistik Nasional bertema “Menuju
Indonesia Maju dengan SDM dan Data Berkualitas” yang digandeng dengan
acara Kick Off Publisitas Sensus Penduduk 2020, (26/9).
Dengan
mengambil konsep budaya Kalimantan Timur, aula Lantai 10 BPS disulap
dengan nuansa ala Dayak beserta infografis data kependudukan setiap
provinsi di tiap jendelanya. “BPS seperti mengingatkan kita kembali,
kalau ibu kota kita mau pindah ke Kalimantan Timur, kita harapkan
kualitas SDM kita sudah siap,” sapa Brigita Manohara, moderator
talkshow.
Sebelum
talkshow, Kick Off Publisitas SP2020 dilakukan ditandai dengan tiupan
sumpit (senjata tiup khas Dayak) dari Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto. Ini
menandakan mulai dari momen Hari Statistik Nasional 2019 ini,
sosialisasi SP2020 akan masif dilakukan se-Indonesia. “Kita berprinsip
sensus penduduk milik bersama, dan setiap jiwa sangat berarti,” menurut
Kecuk.
Acara
bincang-bincang dibuka oleh paparan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS,
Margo Yuwono. “Apa yang dilakukan untuk mencapai SDM unggul?
Pembangunan manusia sejak dini, sehingga penyerapan dunia kerja menjadi
baik, sekaligus mempersiapkan SDM menuju lansia yang aktif dan mandiri,”
ungkapnya. Selain Margo, talkshow juga menghadirikan pakar ekonomi,
Faisal Basri; D Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
dan Kawasan, Sonny Harry Harmadi; dan publik figur, Tasya Kamila.
“Kalau
kita ngomongin SDM Indonesia, pendidikan kita kurang di critical
thinking, kita terbiasa dengan dikte. Aku pingin suatu saat nanti
anak-anak muda dapat dimasukan di kementerian/lembaga untuk ikut juga
dalam pengambilan kebijakan,” harap Tasya. Untuk itu sangat penting bagi
generasi muda untuk melek data. Dan literasi data ini yang juga
diterapkan oleh Sonny di jajaran kementeriannya. “Untuk mengambil
keputasan yang akan diambil oleh menteri atau presiden, itu kan harus
didasarkan data. Itu yang saya coba untuk mengajak teman-teman di
kementerian agar melek kepada data, menjadikan data sebaai bahan
pengambil keputusan. Kritis boleh, tapi asal berdasarkan data,”
ungkapnya.